skizofrenia
A.
DEFINISI
Skizofrenia merupakan bentuk psikosis
fungsional paling berat dan menimbulkan disorganisasi personal yang terbesar.
Dalam kasus berat, pasien tidak mempunyai kontak dengan realitas sehingga
pemikiran dan perilakunya abnormal. Perjalanan penyakit ini secara bertahap
akan menuju kearah kronisitas, Menurut Kaplan dan Sadock (1998), skzizofrenia
merupakan gangguan psikotik yang kronik, sering mereda, namun timbul hilang
dengan manifestasi klonis yang amat luas variasinya. Penyesuaian premorbid,
gejala dan perjalanan penyakit yang amat bervariasi sesungguhnya skizofrenia
merupakan satu kelompok gangguan yang heterogen. Pasien dibawa ke Unit Gawat
Darurat (UGD) karena hebatnya, gejala, ketidakmampuan pasien untuk merawat
dirinya sendiri, tiada daya tilik diri dan keruntuhan social yang lambat laun
terjadi serta menjauhnya pasien dari lingkungannya.
B.
ETIOLOGI
Penyebab gangguan jiwa skozofrenia
belum diketahui secara pasti. Model yang diajukan para peneliti adalah
“stress-diathesis”. Pada model tersebut dikemukakan bahwa seseorang sebelumnya
mempunyai diathesis lebih dahulu yang apabila mendapatkan pengaruh lingkungan yang
sangat menekan akan munculnya tanda-tanda dan gejala skizofrenia (Kaplan dan
Sadock, 1997). Para peneliti menyatakan etiologi gangguan skizofrenia adalah
sebagai berikut :
- Genetik yang mendasarkan tingginya insiden skizofrenia pada keluarga dekat pasien.
- Pengaruh keluarga, teori psikodinamika yang melibatkan pengaruh keluarga pengaruh ini berujud komunikasi antar keluarga yang tidak sempurna atau kadang-kadang kontradiktif.
- Pengaruh-pengaruh masyarakat seperti :
a) kepadatan penduduk
b) tingkat sosio ekonomi
c) industrialisasi.
C.
MANIFESTASI KLINIS
Menurut Keltner et al (1995),
gejala-gejala ini dapat dikelompokkan menjadi 4 kategori :
- Gangguan Persepsi
a.
Halusinasi
Adalah pengalaman sensori yang terjadi tanpa stimulus
dari luas.
Menurut Moller dan Murphy dalam Stuart dan Sundeen
(1997) tingkatan halusinasi dibagi menjadi 4 tingkatan yaitu :
1)
Tahap 1 : Comforting
Tingkat cemas sedang, halusinasi secara umum adalah
sesuatu yang menyenangkan.
Pengalaman halusinasi karena emosi yang meningkat
seperti cemas, kesepian, rasa bersalah, takut serta mencoba untuk berfokus pada
pikiran yang nyaman untuk melepaskan cemas. Individu mengenal bahwa pikiran dan
pengalaman sensori dalam kontrol kesadaran jika cemas dapat dikelola.
Nonpsykotik.
Tingkah laku yang dapat diobservasi :
a)
Meringis atau tertawa pada
tempat yang tidak tepat.
b)
Menggerakkan bibir tanpa
mengeluarkan suara.
c)
Pergerakan mata yang cepat.
d)
Respon verbal pelan seperti
jika sedang asyik.
e)
Diam dan tampak asyik.
2)
Tahap II
Pengalaman sensori dari beberapa identifikasi indera
terhadap hal yang menjijikkan dan menakutkan. Halusinator mulai kehilangan
control dan ada usaha untuk menjauhkan diri dari sumber stimulus yang diterima
. Individu mungkin merasa malu dengan adanya pengalaman sensori dan menarik
diri dari orang lain. Non psychotic. Tingkah laku yang dapat diobservasi :
a)
Meningkatnya system syaraf
otonom, tanda dan gejala dari cemas seperti meningkatnya nadi, pernafasan dan
tekanan darah.
b)
Lapang perhatian menjadi sempit
c)
Asyik dengan pengalaman sensori
dan mungkin kehilangan kemampuan untuk membedakan halusinasi atau realitas.
3)
Tahap III
Controlling tingkat kecemasan berat, pengalaman sensori
menjadi hal yang menguasai. Halusinator mencoba memberi perintah , isi halusinasi
mungkin menjadi sangat menarik bagi individu. Individu mungkin mengalami
kesepian , jika sensori yang diberikan berhenti. Psychotic. Tingkah laku yang
dapat diobservasi :
a)
Perintah langsung oleh
halusinasi dapat diikuti.
b)
Kesulitan berhubungan dengan
orang lain.
c)
Lapang perhatian hanya beberapa
detik aau menit.
d)
Gejala fisik dan cemas berat
seperti berkeringat, tremor, ketidakmampuan mengikuti perintah.
4)
Tahap IV
Conquering, tingkat cemas, panik, umumnya halusinasi menjadi
terperinci dan khayalan tampak seperti kenyataan. Pengalaman sensori mungkin
mengancam jika individu tidak mengikuti perintah. Halusinasi mungkin memburuk
dalam 4 jam atau sehari atau sehari jika tidak ada intervensi terapeutik.
Tingkah laku yang dapat diobservasi :
a)
Teror keras pada tingkah laku
seperti panic.
b)
Potensial kuat untuk bunuh
diri.
c)
Aktivitas fisik yang
menggambarkan isi dai halusinasi seperti kekerasan, agitasi, menarik diri atau
katatonia.
d)
Tidak dapat berespon pada
perintah yang kompleks.
e)
Tidak dapat berespon pada lebih
satu orang.
b.
Delusi
Adalah gejala yang merupakan keyakinan palsu yang timbul
tanpa stimulus luar yang cukup dan mempunyai cirri-ciri realistic, tidak logis,
menetap, egosentris, diyakini kebenarannya oleh pasien sebagai hal yang nyata,
pasien hidup dalam wahamnya, keadaan atau hal yang diyakini itu bukan merupakan
bagian dari sosiokultural setempat. Maam-macam waham :
1)
Waham rendah pikir, pasien
percaya bahwa pikirannya, perasaannya, ingkah lakunya dikendalikan dari luar.
2)
Waham kebesaran, suatu
kepercayaan bahwa penderita adalah orang yang penting dan berpengaruh dan
mungkin mempunyai kelebihan kekuatan yan terpendam atau benar-benar merakanfiur
orang kuat sepanjang sejarah.
3)
Waham diancam, suatu keyakinan
bahwa dirinya selalu diancam, diikti atau ada sekelompok orang yang
memenuhinya.
4)
Waham tersangkut, adana
kepercayaan bahwa seala sesatu yang terjadi di sekelilngnya mempai hubungan
pribadi seperti perinah atau pesan khusus.
5)
Waham bizarre, pasien sering
memperlihakan adanya waham soatik msalnya pasien percaya adanya benda ang
begerak-gerak di dalam ususnya. Yang termasuk waham ini adalah waham sedot
pikir, waham sisip pikir, waham siar pikir, waham kendali pikir.
c.
Paranoid dimanifestasikan
dengan interpretasi yang menetap bahwa tindakan orang lain sebagai suatu
ancaman atau ejekan.
d.
Ilusi adalah kesalahan dalam
menginterpretasikan stimulus dari luar yang nyata.
- Gangguan Proses Pikir
a.
Flight of idea, serangkaian
pikiran yang diucapkan secara cepat disertai perpindahan materi pembicaraan
yang menddak tanpa alas an logic yang nyata.
b.
Retardation, adalah lambatnya
aktifitas mental sebagai contoh pasien mengatakan saya tidak dapat berpikir
apa-apa.
c.
Blocking, putusnya pikiran ang
ditandai dengan putusnya secara sementara atau terhentinya pembicaraan.
d.
Autisme, pikiran yang timbul
dari fantasi.
e.
Ambivalensi adalah keinginan
yang sangat pada dua hal yang berbeda pada waktu yang sama dan orang yang sama.
f.
Kehilangan asosiasiidak adanya
hubungan pola pikir, ide dan topik yang normal, tiba-tiba beralih tanpa
menunjukkan hubungan dengan topic sebelumnya.
- Gangguan Kesadaran
Manifestasi dari ganguan kesadaran
antara lain bingung, inkoherensi pembicaraan, pembicaraan ang tidak dapat
dimengerti, terdapat distrsi tata bahasa atau susunan kalimat, sering memakai
istilah aneh, inkherensi timbul karena pikiran kacau sehingga beberapa pikiran
dikeluarkan dalam satu kalimat, clouding atau kesadaran berkabut, kesadaran
menurun disertai gangguan persepsi dan sikap.
- Gangguan Afek
a.
Afek yang tidak tepat, suatu
keadaan disharmoni afek yang tidak sesuai dengan tingkah laku pasien.
b.
Afek tumpul, ketidakmampuan
membangkitkan emosi dan berespon trhadap berita duka.
c.
Afek datar, ketidakmampuan
membangkitkan respon terhadap berbagai respon.
d.
Afek labil, kondisi emosi yang
cepat berubah.
e.
Apatis, warna emosi yang tumpul
disertai keacuhan atau ketidakpedulian.
f.
Euforia, gembira berlebihan, aa
peningkatan perasaan dari biasanya selalu merasa optimis, senang dan percaya
diri, bersikap meyakinkan.
D.
KOMPLIKASI
Menurut Keliat (1996), dampak
gangguan jiwa skizofrenia antara lain :
1.
Aktifitas hidup sehari-hari
Klien tidak mampu melakukan fungsi dasar secara mandiri,
misalnya kebersihan diri, penampila dan sosialisasi.
2.
Hubungan interpersonal
Klien digambarkan sebagai individu yang apatis, menarik
diri, terisolasi dari teman-teman dan keluarga. Keadaan ini merupakan proses
adaptasi klien terhadap lingkungan kehidupan yang kaku dan stimulus yang
kurang.
3.
Sumber koping
Isolasi social, kurangnya system pendukung dan adanya
gangguan fungsi pada klien, menyebabkan kurangnya kesempatan menggunakan koping
untuk menghadapi stress.
4.
Harga diri rendah
Klien menganggap dirinya tidak mampu untuk mengatasi
kekurangannya, tidak ingin melakukan sesuatu untuk menghindari kegagalan (takut
gagal) dan tidak berani mencapai sukses.
5.
Kekuatan
Kekuatan adalah kemampuan, ketrampilan aatau interes
yang dimiliki dan pernah digunakan klien pada waktu yang lalu.
6.
Motivasi
Klien mempunyai pengalaman gagal yang berulang.
7.
Kebutuhan terapi yang lama
Klien disebut gangguan jiwa kronis jika ia dirawat di
rumah sakit satu periode selama 6 bulan terus menerus dalam 5 tahun tau 2 kali
lebih dirawat di rumah sakit dalam 1 tahun.
E.
PENATALAKSANAAN
- Medis
Obat antipsikotik digunakan untuk
mengatasi gejala psikotik (misalnya perubahan perilaku, agitasi, agresif, sulit
tidur, halusinasi, waham, proses piker kacau). Obat-obatan untuk pasien
skizophrenia yang umum diunakan adalah sebaga berikut :
a.
Pengobatan pada fase akut
1)
Dalam keadaan akut yang
disertai agitasi dan hiperaktif diberikan injeksi :
a)
Haloperidol 3x5 mg (tiap 8 jam)
intra muscular.
b)
Clorpromazin 25-50 mg diberikan
intra muscular setiap 6-8 jam sampai keadaan akut teratasi.
c)
Kombinsi haloperidol 5 mg intra
muscular kemudian diazepam 10 mg intra muscular dengan interval waktu 1-2
menit.
2)
Dalam keadaan agitasi dan
hiperaktif diberikan tablet :
a)
Haloperidol 2x1,5 – 2,5 mg per
hari.
b)
Klorpromazin 2x100 mg per hari
c)
Triheksifenidil 2x2 mg per hari
b.
Pengobaan fase kronis
Diberikan dalam bentuk tablet :
1)
Haloperidol 2x0,5 – 1 mg
perhari
2)
Klorpromazin 1x50 mg sehari
(malam)
3)
Triheksifenidil 1-2x2 mg sehari
a)
Tingkatkan perlahan-lahan, beri
kesempatan obat untuk bekerja, disamping itu melakukan tindakan perawatan dan
pendidikan kesehatan.
b)
Dosis maksimal
Haloperidol : 40 mg sehari (tablet) dan klorpromazin 600
mg sehari (tablet).
c.
Efek dan efek samping terapi
1)
Klorpromazine
Efek : mengurangi hiperaktif, agresif, agitasi
Efek samping : mulut kering, pandangan kabur,
konstipasi, sedasi, hipotensi ortostatik.
2)
Haloperidol
Efek : mengurangi halusinasi
Efek samping : mulut kering, pandangan kabur,
konstipasi, sedasi, hipotensi ortostatik.
- Tindakan keperawatan efek sampan obat
a.
Klorpromazine
1)
Mulut kering : berikan permen, es, minum air
sedikit-sedikit dan membersihkan mulut secara teratur.
2)
Pandangan kabur : berikan
bantuan untuk tugas yang membutuhkan ketajaman penglihatan.
3)
Konstipasi : makan makanan
tinggi serat
4)
Sedasi : tidak menyetir atau
mengoperasikan peralatan ang berbahaya.
5)
Hipoensi ortostatik :
perlahan-lahan bangkit dari posisi baring atau duduk.
b.
Haloperidol
1)
Mulut kering : berikan permen, es, minum air
sedikit-sedikit dan membersihkan mulut secara teratur.
2)
Pandangan kabur : berikan
bantuan untuk tugas yang membutuhkan ketajaman penglihatan.
3)
Konstipasi : makan makanan
tinggi serat
4)
Sedasi : tidak menyetir atau
mengoperasikan peralatan ang berbahaya.
5)
Hipotensi ortostatik :
perlahan-lahan bangkit dari posisi baring atau duduk
Komentar
Posting Komentar