Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Kamu yang tak pernah menjadi pernah

Akupun hanya bisa tercenung saat kau katakan aku pernah menjadi pelita di 4015 harimu selama ini yang kukira kau ingin sendiri sampai saatnya tiba Kau selalu mengingat apa yang pernah kulakukan dengan caramu Senda gurau kadang berubah jadi keegoisan diri kita seperti layaknya anak kecil yang tak bisa dialihkan dari permainannya Apakah kau akan tetap menyimpan pelita itu dihidupmu selanjutnya?

apa kabar hati???

Ada hal-hal yg perlu kita terima tanpa perlu kita pahami Percaya saja, bahwa atas semua kejadian disana tersimpan pembelajaran Mungkin esok, lusa, seminggu, 2 minggu, sebulan, 2 bulan atau beberapa tahun lagi baru kamu akan mengerti tentang hal yg baru saja kau lewati Ketika kau menyadarinya Mungkin dengan wajah tersenyum kau mengatakan “ ooh… ternyata   Allah inginkan aku begini…. “ Maka terima saja apa yg telah terjadi hari ini Tutup mata dan cobalah ukir senyum diwajahmu

Interprofessional Education (IPE) dan Interprofessional Collaboration (IPC)

1.          Defenisi IPE adalah suatu proses yang dilakukan sekelompok profesi kesehatan yang memiliki perbedaan latar belakang profesi melakukan pembelajaran bersama dalam periode tertentu, berinteraksi sebagai tujuan utama serta untuk berkolaborasi dalam upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dan jenis pelajaran kesehatan (WHO,2010). IPE merupakan pendekatan proses Pendidikan dua atau lebih disiplin ilmu yang berbeda berkolaborasi dalam proses belajar mengajar dengan tujuan untuk membina interdisipliner/ interaksi i nterprofessional yang meningkatkan praktek disiplin masing-masing (ACCP,2009). IPE adalah suatu pelaksanaan pembelajaran yang diikuti oleh dua atau lebih profesi yang berbeda untuk meningkatkan kolaborasi dan kualitas pelayanan dan pelakasanaanya dapat dilakukan dalam semua pembelajaran, baik itu tahap sarjana maupun tahap pendidikan klinik untuk menciptakan tenaga kesehatan yang profesional (Lee et al., 2009). IPE adalah metode pembelajaran yan

menunggu atau memilih???

Jika perempuan harus menjadi penunggu?? Persis ditulis dlm cerita dongeng Dimana sang puteri harus berdiam diri Menantikan kehadiran anak raja mengetuk pintu mahligainya Jika sepanjang hidupnya adalah untuk menunggu Bagaimana jika yg ditunggu tak pernah hadir??? Atau yg hadir tak sesuai pilihannya? Perempuan juga disuruh mencari Dia juga berhak untuk memilih Tak salah jika dia memulai langkah pertamanya dulu Karena yg terbaik harus dicari Harus diperjuangkan, bukan ditunggu Supaya nanti jika ditakdirkan bertemu bersama pilihan hatinya sendiri Dia akan lebih bersemangat Untuk jadikan cintanya lebih berarti

jangan menjadi asing bagiku

Kembalilah sebagai teman Berbicara lagi padaku layaknya tak pernah ada rasa diantara kita sebelumnya Tertawa seperti sepantasnya seorang teman Itu jauh lebih baik ketimbang kau kembali sebagai seorang yang asing