askep keracunan


A.    Pengetian
Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya.

B.     Etiologi
-          Hipnotik
-          Psikotropik
-          Antikonvulsan
-          Alkohol
-          Hidrokarbon
-          Karbon monoksida
-          Logam berat
-          Pelarut organic
-          Obat-obatan


C.     Tanda dan Gejala
·         Gangguan kesadaran atau koma
·         Tingkh laku manic, stimulasi, kejang (status analeptic)
·         Postur distonik
·         Halusinasi
·         Hiperpreksia
·         Mata: miosis atau midriasis
·         Telinga: tinitus
·         Kardiovaskular: takikardia, bradikardia, hipotensi, hipertensi
·         Gastrointestinal: nausea, muntah, diare
·         Mulut kering
·         System saluran kemih: retensi urine
·         Kulit merah muda terang
·         Jika terkana zat korosif bisa luka bakar ulserasi atau perdarahan
·         Pernafasan; hipoventilasi, hiperventilasi

D.    Pemeriksaan
-          Derajat kesadaran- Glasgow Coma Scale.
-          Frekuensi dan irama nadi.
-          Tekanan darah, perfusi perifer.
E.     Pencegahan Absorbsi
Pengosongan lambung
Dalam 4 jam setelah tertelan untuk hamper semua racun.
Dalam 12 jam untuk salisilat, trisiklik dan obat mirip atropin (pengosongan lambung lambat)

F.     Metode
Pasien sadar


 


Berikan sirup ipekak (BNF):
Umur 6-18 bulan = 10 ml
Diatas 18 bulan-12 tahun = 15 ml
Dilanjutkan dengan minum air


 


Tunggu 15 menit
Ulangi dosis jika anak tidak muntah
Pasien tidak sadar


 



Bilas lambung:
Kepala pasien dibawah, berbaring di sisi kiri. Masukan pipa Jacgues sebesar mungkin misalnya nomor 20. Lakukan bilas lambung serial dengan 100-300 ml air hangat. Jika refleks perlindungan jalan nafas menurun, intubasi pasien. Gunakan pipa endotrakeal yang mempunyai cuff.



Adsorben
Dalam waktu 1 jam setelah menelan
-          Berikan arang teraktivasi 15-50 g dalam air (1g/kg)
-          Dapat diberikan melalui pipa bilas lambung
Antidot
Nalokson 10 μg/kg i.v atau i.m harus diberikan kepada pasien dengan miosis
Katartik
Berikan campuran magnesium sulfat 4 g/10 ml, dosis 5-15 ml tergantung ukuran.
Catatan
Sebagian besar anak menelan subtansi dalam jumlah yang relatif kecil dan seringkali tidak memerlukan lebih dari pengsongan lambung yang dilanjutkan dengan observasi 24 jam atau kurang. Jika substansi yang ditelan tidak berbahaya, tidak diperlukan tindakan spesifik meskipun ada keraguan.

G.    Metode untuk Eliminasi Aktif Obat dari Jaringan Tubuh Bila Ada Indikasi
1.      Dieresis paksa
Berikan larutan NaCl 0,18% dalam dextrose 5,3% 10-15 ml/kg per jam dan furosemid 0,5 mg/kg. pantau Kalium plasma.
Untuk alkalinasi urin berikan Na bikarbonat 1 meq/kg i.v  per 6 jam ( cek pH urine dan sesuaikan dosis jika diperlukan)
Untuk mengasamkan urine berikan ammonium klrida 15 mg/kg i.v per 6 jam (mempertahankan urne pada pH 5 atau kurang).
2.      Transfusi Tukar
Digunakan untuk obat yang terikat kuat dengan protein plasma.
3.      Dialysis Peritoneal
Memadai untuk obat yang terikat longgar dengan protein plasma dan relatif tidak larut dalam lemak. Dapat dipacu dengan cepat dan mudah.
4.      Hemodialisis
Memadai untuk obat yang terikat longgar dengan protein plasma dan relatif tidak larut dalam lemak. Lebih sulit dikerjakan tetapi lebih cepat dan efektif.
5.      Hemoperfusi
Darah melewati kolom perfusi adsorben utama dengan substansi pengikat yang tepat. Cocok untuk obat yang terikat longgar dengan protein plasma dan relatif tidak larut dalam lemak. Dapat mengeluakan substansi dengan berat molekul yang lebih besar jika dibandingkan dengan dialisis.
Catatan:
a.       Metode ini jarang diperlukan pada praktek pediatrk. Untuk substansi yang diekskresikan melalui urine seringkali diuresis paksa sederhana merupakan tindakan efektif asalkan fungsi ginjal normal.
b.      Pada keadaan tertentu perlu pemeriksaan kadar substansi yang ditelan dalam darah untuk membantu merencanakan penatalaksanaan dan pengobatan.
c.       Pada pasien yang memperlihatkan gejala dan/atau tanda keracunan oleh substansi yang tidak diketahui mungkin perlu direncanakan uji laboratorium penyaring untuk mengidentifikasikan obat tersebut.
d.      Selalu hubungi pusat keracunan untuk informasi jika substansi yang ditelan tidak diketahui.
Daftar racun yang umum atau penting:
1.      Analgesik → aspirin, parasetamol
2.      Logam  besi timbal.
3.      Perlengkapan rumah tangga →  deterjen, pemutih, desinfektan, pembersih pipa (alkali), hidrokarbon, pelarut, alkohol, anti beku (anti freeze), methanol, parakuat, insektisida, cairan pembersih.
4.      Racun tanaman →   tanaman, biji, cendawan.
5.      Anti histamin anti emetik →   derivate fenotiazin, klorpropamid.
6.      Obat psikotropik →   penenang hipnotik, antidepresan trisiklik.
7.      Narkotik, opiat.
8.      Obat kardiorespiratorius→     digoksin, teofilin, penghambat beta, obat hipotensif.
9.      Gas karbon monoksida. 
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN INTOKSIKASI INSEKTISIDA

A. Pengertian.
Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya.
Istilah peptisida pada umumnya dipakai untuk semua bahan yang dipakai manusia untuk membasmi hama yang merugikan manusia.Termasuk peptisida ini adalah insektisida. Ada 2 macam insektisuda yang paling benyak digunakan dalam pertanian :
1. Insektisida hidrokarbon khorin ( IHK=Chlorinated Hydrocarbon )
2. Isektida fosfat organic ( IFO =Organo Phosphatase insectisida )
Yang paling sering digunakan adalah IFO yang pemakaiannya terus menerus meningkat. Sifat dari IFO adalah insektisida poten yang paling banyak digunakan dalam pertanian dengan toksisitas yang tinggi. Salah satu derivatnya adalah Tabun dan Sarin. Bahan ini dapat menembusi kulit yang normal (intact) juga dapaat diserap diparu dan saluran makanan,namun tidak berakumulasi dalam jaringan tubuh seperti golongan IHK.
Macam-macam IFO adalah malathion ( Tolly ) Paraathion,diazinon,Basudin,Paraoxon dan lain-lain. IFO ada 2 macam adalah IFO Murni dan golongan carbamate.Salah satu contoh gol.carbamate adalah baygon.
B. Patogenesis.
IFO bekerja dengan cara menghabat ( inaktivasi ) enzim asetikolinesterase tubuh ( KhE).Dalam keadaan normal enzim KhE bekerja untuk menghidrolisis arakhnoid( AKH ) dengan jalan mengikat Akh –KhE yang bersifat inaktif.Bila konsentrasi racun lebih tinggi dengan ikatan IFO- KhE lebih banyak terjadi. Akibatnya akan terjadi penumpukan Akh ditempat-tempat tertentu, sehingga timbul gejala gejal;a ransangan Akh yang berlebihan ,yang akan menimbulkan efek muscarinik, nikotinik dan SSP ( menimbulkan stimulasi kemudian depresi SSP )
Pada keracunan IFO ,ikatan Ikatan IFO – KhE bersifat menetap (ireversibel ) ,sedangkan keracunan carbamate ikatan ini bersifat sementara (reversible ).Secara farmakologis efek Akh dapat dibagi 3 golongan :
1.    Muskarini,terutama pada saluran pencernaan,kelenjar ludah dan keringat,pupil,bronkus dan jantung.

2. Nikotinik,terutama pada otot-otot skeletal,bola mata,lidah,kelopak mata dan otot pernafasan.
3. SSP, menimbulkan nyeri kepala,perubahan emosi,kejang-kejang(Konvulsi ) sampai koma.

C. Gambaran Klinik.
Yang paling menonjol adalah kelainan visus,hiperaktifitas kelenjar ludah,keringat dan ggn saluran pencernaan,serta kesukaran bernafas.
Gejala ringan meliputi : Anoreksia, nyeri kepala, rasa lemah,rasa takut, tremor pada lidah,kelopak mata,pupil miosis.
Keracunan sedang : nausea, muntah-muntah, kejang atau kram perut, hipersaliva, hiperhidrosis,fasikulasi otot dan bradikardi.
Keracunan berat : diare, pupil pi- poin, reaksi cahaya negatif ,sesak nafas, sianosis, edema paru .inkontenesia urine dan feces, kovulsi,koma, blokade jantung akhirnya meningal.

D. Pemeriksaan.
1. Laboratorik.
Pengukuran kadar KhE dengan sel darah merah dan plasma, penting untuk memastikan diagnosis keracunan IFO akut maupun kronik (Menurun sekian % dari harga normal ).
Kercunan akut : Ringan : 40 - 70 %
Sedang : 20 - 40 %
Berat : < 20 %
Keracunan kronik bila kadar KhE menurun sampai 25 - 50 % setiap individu yang berhubungan dengan insektisida ini harus segara disingkirkan dan baru diizinkan bekerja kemballi kadar KhE telah meningkat > 75 % N
2. Patologi Anatomi ( PA ).
Pada keracunan acut,hasil pemeriksaan patologi biasanya tidak khas.sering hanya ditemukan edema paru,dilatsi kapiler,hiperemi paru,otak dan organ-oragan lainnya.

E. Penatalaksanaan.
1. Resusitasi.
Setelah jalan nafas dibebaskan dan dibersihkan,periksa pernafasan dan nadi.Infus dextrose 5 % kec. 15- 20 tts/menit .,nafas buatan,oksigen,hisap lendir dalam saluran pernafasan,hindari obat-obatan depresan saluran nafas,kalu perlu respirator pada kegagalan nafas berat.Hindari pernafasan buatan dari mulut kemulut, sebab racun organo fhosfat akan meracuni lewat mlut penolong.Pernafasan buatan hanya dilakukan dengan meniup face mask atau menggunakan alat bag – valve – mask.
2. Eliminasi.
Emesis, merangsang penderita supaya muntah pada penderita yang sadar atau dengan pemeberian sirup ipecac 15 - 30 ml. Dapat diulang setelah 20 menit bila tidak berhasil.Katarsis,( intestinal lavage ), dengan pemberian laksan bila diduga racun telah sampai diusus halus dan besar.
Kumbah lambung atau gastric lavage, pada penderita yang kesadarannya menurun,atau pada penderita yang tidak kooperatif.Hasil paling efektif bila kumbah lambung dikerjakan dalam 4 jam setelah keracunan.
Keramas rambut dan memandikan seluruh tubuh dengan sabun.Emesis,katarsis dan kumbah lambung sebaiknya hanya dilakukan bila keracunan terjadi kurang dari 4 – 6 jam . pada koma derajat sedang hingga berat tindakan kumbah lambung sebaiknya dukerjakan dengan bantuan pemasangan pipa endotrakeal berbalon,untuk mencegah aspirasi pnemonia.

3. Anti dotum.
Atropin sulfat ( SA ) bekerja dengan menghambat efek akumulasi Akh pada tempat penumpukan.
a. Mula-mula diberikan bolus IV 1 - 2,5 mg
b. Dilanjutkan dengan 0,5 – 1 mg setiap 5 - 10 - 15 menitsamapi timbulk gejala-gejala atropinisasi ( muka merah,mulut kering,takikardi,midriasis,febris dan psikosis).
c. Kemudian interval diperpanjang setiap 15 – 30 - 60 menit selanjutnya setiap 2 – 4 –6 – 8 dan 12 jam.
d. Pemberian SA dihentikan minimal setelaj 2 x 24 jam. Penghentian yang mendadak dapat menimbulkan rebound effect berupa edema paru dan kegagalan pernafasan akut yang sering fatal.


ASUHAN KEPERAWATAN.

A. Pengkajian.
Pengkajian difokusakan padfa masalah yang mendesak seperti jalan nafas dan sirkulasi yang mengancam jiwa,adanya gangguan asam basa,keadaan status jantung,status kesadran.
Riwayat kesadaran : riwayat keracunan,bahan racun yang digunakan,berapa lama diketahui setelah keracunan,ada masalah lain sebagi pencetus keracunan dan sindroma toksis yang ditimbulkan dan kapan terjadinya.
B. Masalah Keperawatan yang mungkin muncul adalah :
• Tidak efektifnya pola nafas
• Resiko tinggi kekurangan cairan tubuh.
• Gangguan kesadaran
• Tidak efektifnya koping individu.

C. Intervensi.
• Pertolongan pertama yang dilakukan meliputi : tindakan umum yang bertujuan untuk keselamatan hidup,mencegah penyerapan dan penawar racun ( antidotum ) yan meliputi resusitasi, : Air way, breathing, circulasi eliminasi untuk menghambat absorsi melalui pencernaaan dengan cara kumbah lambung,emesis, ata katarsis dan kerammas rambut.
• Berikan anti dotum sesuai advis dokter minimal 2 x 24 jam yaitu pemberian SA.
• Perawatan suportif; meliputi mempertahankan agar pasien tidak samapi demamatau mengigil,monitor perubahan-perubahan fisik seperti perubahan nadi yang cepat,distress pernafasan, sianosis, diaphoresis, dan tanda-tanda lain kolaps pembuluh darah dan kemungkinan fatal atau kematian.Monitir vital sign setiap 15 menit untuk bebrapa jam dan laporkan perubahan segera kepada dokter.Catat tanda-tanda seperti muntah,mual,dan nyeri abdomen serta monotor semua muntah akan adanya darah. Observasi fese dan urine serta pertahankan cairan intravenous sesuai pesanan dokter.
• Jika pernafasan depresi ,berikan oksigen dan lakukan suction. Ventilator mungkin bisa diperlukan.
• Jika keracunan sebagai uasaha untuk mebunuh diri maka lakukan safety precautions . Konsultasi psikiatri atau perawat psikiatri klinis. Pertimbangkan juga masalah kelainan kepribadian,reaksi depresi,psikosis .neurosis, mental retardasi dan lain-lain.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

penilaian kinerja perawat

CARA MENGHITUNG DOSIS OBAT PADA ANAK

gangguan tidur