gangguan psikosa afektif

GANGGUAN PSIKOSA AFEKTIF

Gangguan afektif adalah gangguan dengan gejala utama adanya perubahan suasana perasaan (mood) atau afek, biasanya kearah depresi dengan atau tanpa ansietas yang menyertainya atau kearah elasi (suasana perasaan meningkat).

Gangguan afektif dibedakan atas:

· Episode tunggal atau multiple.

· Tingkat keparahan gejala

· Mania dengan gejala psikotik, mania tanpa gejala psikotik, hipomania

· Depresi ringan, sedang, berat tanpa gejala psikotik, berat dengan gejala psikotik

· Dengan atau tanpa gejala somatik.

Ada dua tipe gangguan psikosa afektif berdasarkan komponen mood-nya. Tipe bipolar terjadi jika ada peristiwa manik atau peristiwa manik-depresif campuran. Diagnosis tipe depresif ditegakkan hanya jika ada gangguan depresi yang teridentifikasi.

Klien yang memiliki gangguan psikosa afektif berupaya keras untuk membentuk hubungan interpersonal, mempertahankan pekerjaan, mengadakan kontak sosial dan mempertahankan kebutuhan perawatan diri mereka. Biasanya klien ini mempunyai gejala yang tidak terlalu hebat dan lebih sedikit dibandingkan klien skizofrenia. Awitan gangguan psikosa afektif biasanya terjadi pada usia dewasa muda.

Etiologi

Dasar umum untuk gangguan ini tidak diketahui. Penyebabnya merupakan interaksi antara faktor biologi, faktor genetik dan faktor psiko-sosial. Kelainan metabolit amin biogenik seperti 5- hydroxyindoleacetic Acid ( 5 HIAA), homovanilc acid (HVA), 3- metoksi-4- hidroksifenil glicol( MPHG) darah, urie dan cairan serebrospinal dilaporkan ditemukan pada pasien. Pola penurunan genetika terjadi melalui mekanisme yang kompleks.

Bukan hanya tidak mungkin untuk meyingkirkan faktor psikososial, namun faktor non-genetik mungkin memainkan peranan kausatif dalam perkembangan gangguan ini pada sekurang-kurangnya beberapa orang pasien.

Manifestasi klinis

Episode manik

Pada kelompok ini terdapat afek yang meningkat, disertai peningkatan dalam jumlah dan kecepatan aktivitas fisik dan mental, dalam berbagai derajat keparahan. Kategori ini hanya untuk satu episode manik (tunggal yang pertama), termasuk gangguan afektif bipolar, episode manik tunggal.

Termasuk:

1. Hipomania

· Derajat gangguan yang lebih ringan dari mania, afek yang meninggi atau berubah disertai peningkatan aktivitas menetap selama sekurang-kurangnya beberapa hari berturut-turut, pada suatu derajat intensitas dan bertahan melebihi siklotimia serta tidak ada halusinasi atau waham.

· Menimbulkan pengaruh nyata atas kelancaran pekerjaan dan aktivitas sosial.

2. Mania tanpa gejala psikotik

· Episode harus berlangsung sekurang-kurangnya 1 minggu dan cukup berat sampai mengacaukan seluruh atau hampir seluruh pekerjaan dan aktivitas sosial yang biasa dilakukan

· Perubahan afek harus disertai energi yang bertambah sehingga terjadi aktivitas berlebihan, percepatan dan kebanyakan bicara, kebutuhan tidur berkurang, ide-ide perihal kebesaran dan terlalu optimistik.

3. Mania dengan gejala psikotik

· Gambaran klinis lebih berat daripada mania tanpa gejala psikotik

· Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran (delusion of persecution). Waham dan halusinasi sesuai dengan keadaan afek tersebut.

Psikosa afektif terbagi dua yaitu:

a. Melankolia Involusi

· Terjadi pada wanita > 45 tahun

· Terjadi pada pria > 55 tahun

· Berhubungan dengan berkurangnya fungsi kelenjar endokrin dan reproduktif

· Mudah timbul rasa cemas, depresi dan paranoid

· Kepribadian presikotik

· Gejala: lekas marah, pesimis, suka mengeluh, ragu-ragu pada beberapa minggu awal

· Prognosa: makin berat gejala, prognosa makin jelek.

b. Psikosa Manik Depresif

· Perbandingannya wanita:pria = 2:1

· Terdapat keadaan mania disusul depresi.

Jenis mania

Jenis depresi

· Gangguan emosi: optimistik, percaya diri yang tinggi, euforia kadang disertai halusinasi dan waham kebesaran

· Aktivitas yang berlebihan sangat gelisah terus bicara atau nyanyi.

· Merobek-robek baju

· Flight of idea

· Perhatian sangat terganggua

· Gangguan emosi: selalu lelah dan khawatir.

· Pesimistik, harga diri rendah, timbul keinginan suicide

· Penghambatan aktivitas

· Menghindari orang lain

· Tidak bisa mengambil keputusan.

· Rasa lelah

· Perasaan tertekan pada kepala, dada

· Sukar tidur

· Nafsu makan menurun

· Haid terganggu

· impotensi

Perjalanan dan prognosis.

15% pasien depresi akhirnya bunuh diri. Bila tidak diterapi, episode depresi rata-rata berlangsung sekitar 10 bulan. Minimal 75% pasien terkena menderita episode depresi kedua, paling sering dalam 6 bulan pertama sesudah episode awal. Jumlah rata- rata episode depresif dalam seumur hidup adalah 5. Prognosis umumnya baik: 50% sembuh, 30% sembuh sebagian, 20% kronik. Sekitar 20-30% pasien distimik atau siklotimik mengalami depresi berat (depresi dobel) atau mania. 45% episode manik rekuren. Bila tidak diobati, episode manik berlangsung 3-6 bulan dengan angka rekuren tinggi (sekitar 10 rekurensi). 80-90% pasien manik akhirnya mengalami episode depresif penuh. Prognosis sedang: 15% sembuh; 50-60% sembuh sebagian (relaps multiple dengan fungsi interepisodik baik) dan sepertiga mengidap beberapa bukti gejala kronik dan deteriorasi sosial.

Diagnosi keperawatan: Harga diri rendah kronis.


Kemungkinan penyebab

· stress hebat

· hubungana interpersonal yang tidak sehat

· gangguan alam perasaaan

· trauma pada masa anak-anak awal

· merasa tidak berdaya

Batasan karakteristik:

· berbicara sendiri dan melihat dunia ini secara negatif

· mempersepsikan dan menyatakan kegagalan secara.

· Penampilan tidak rapi dengan postur tubuh membungkuk

· Tidak mampu memenuhi pengharapan pribadi

· Sedikit atau tidak ada partisipasi dalam beraktivitas dengan orang lain


Tujuan jangka panjang

Klien mengembangkan dan mempertahankan persepsi diri yang realistis.

Tujuan jangka pendek #1:

Klien mengenali dan mulai mengubah metode koping yang tidak efektif dalam menghadapi stresor dikehidupan sehari-hari.

Intervensi dan rasional:

· Bantu klien mengenali dan mendiskusikan metode yang digunakan untuk melaksanakan koping dalam menghadapi stresor.

Rasional: sebelum perubahan itu memungkinkan, klien perlu memeriksa stresor terbaru dan mengenali ketidakefektifan metode koping yang dipakai saat ini.

· Bantu klien mengungkapkan bagaimana pikiran waham mengganggu kemampuan koping.

Rasional: klien perlu menyadari bahwa pikiran waham adalah penghalang utama untuk melaksanakan koping yang efektif.

· Bantu klien mengenali dan mengembangkan kekuatan positif serta keterampilan yang sudah ada.

Rasional: penting untuk mengintervensi dengan cara-cara yang dapat meningkatkan konsep diri.

· Bantu klien berfokus pada pandangan realistis tentang dirinya yang meliputi pengetahuan akan kekuatan dan kelemahannya.

Rasional: pandangan yang tidak realistis tentang diri menyebabkan perilaku negatif dan perilaku mengalahkan diri sendiri.

· Bantu klien memeriksa perasaan negatifnya yang baru terjadi dalam hal dari mana mereka berasal dan apa tujuan yang ingin mereka capai.

Rasional: klien perlu mengenali perasaan negatif dan belajar mengekspresikannya.

· Bantu klien mengenali bahwa perasaan dan pikiran negatif dapat diubah.

Rasional: dengan bantuan, klien dapat mulai mengembangkan strategi koping yang baru dan membuat perubahan prilaku.

Tujuan jangka pendek #2:

Klien mulai memiliki perasaan positif tentang dirinya.

Intervensi dan rasional:

· Minta klien menggambarkan berbagai situasi yang menyebabkan perasaan positif dan negatif.

Rasional: memeriksa perasaan memberi kesempatan pada klien untuk mendiskusikan dan mengevaluasi situasi kehidupan terkini dengan cara yang realistis.

· Bantu klien menuliskan sebuah daftar atribut positif tentang dirinya.

Rasional: mengenali atribut positif meningkatkan harga dirinya.

· Ajar klien membuat pernyataan-pernyataan positif tentang dirinya.

Rasional: klien perlu melaksanakan praktik untuk berfokus pada aspek diri yang positif.

· Bantu klien mengenali dan mengurangi pembicaraan negatif tentang diri sendiri dengan cara mengawasi supaya jumlah pembicaraan negatif tentang diri sendiri hanya terjadi sesekali dalam sehari.

Rasional: mengembangkan kemampuan untuk mengenali dan menghentikan pembicaraan negatif tentang diri sendiri akan mengganggu pola negatifitas dan menyalahkan diri sendiri.

· Dorong klien untuk mendiskusikan dan memperagakan perilaku adaptif dalam situasi interpersonal dan sosial.

Rasional: berhasil mempelajari dan mempraktikkan prilaku adaptif akan meningkatkan perasaan harga diri.

Tujuan jangka pendek #3:

Klien memulai dan mempertahankan hubungan interpersonal yang sehat.

Intervensi dan rasional:

· Dorong klien untuk mendiskusikan kekhawtirannya tentang berinterksi dengan orang lain.

Rasional: mendiskusikan pengalaman dengan orang lain memberi klien latihan untuk memecahkan masalah.

· Beri kesempatan paa klien untuk berpartisipasi dalam aktivitas kelompok.

Klien perlu meningkatkan rasa percaya diri dan mempraktikkan keterampilan sosial dengan cara lebih sering berhubungan dengan orang lain.

· Bantu klien membedakan antara perilaku mengganggu dan perlaku yang membantu saat berinteraksi sehari-hari dengan orang lain.

Rasional: evaluasi pribadi berkenaan dengan interaksi akan membantu klien mengembangkan perilaku kewaspadaannya.

· Ajari klien keterampilan berkomunkasi dan keterampilan sosial dengan menggunakan metode bermain-peran untuk mempraktikkan keterampilan dan perilaku yang baru.

Rasional: mempelajari keterampilan sosial, meningkatakan hubungan interpersonal, rasa percaya diri dan memberi pengetahuan yang akan memampukan klien untuk merawat dirinya dengan lebih baik. Bermain peran akan meingkatkan pemahaman dan mempersiapkan klien untuk menemui orang lain.

· Dorong klien untuk memulai kontrak dengan teman sebaya dan membina persahabatan.

Rasional: berhubungan dengan orang lain memberi kesempatan untuk membangun hubungan interpersonal.

Diagnosa keperawatan: gangguan penatalaksanaan pemeliharaan dirumah


Kemungkinan penyebab:

· Keterampilan uang diperlukan untuk melakukan perawatan diri tidak adekuat

· Kurang sistem pendukung untuk memperbaiki defisit perawatan diri

· Situasi stres dengan orang yang penting

· Penyalahgunaan zat

· Interupsi atau terminasi prematur pada terapi harian atau terapi rawat jalan

Batasan karakteristik:

· Praktik kebersihan buruk

· Kondisi kehidupan tidak sehat dan tidak aman

· Kesehatan fisik dan emosi tidak stabil

· Tidak mematuhi regimen obat yang telah diprogramkan

· Verbalisasi tentang ketidakmampuan melaksanakan koping


Tujuan jangka panjang:

Klien mengembangkan pemahaman diri dan keterampilan perencanaan yang diperlukan untuk mempertahankan kesehatan pribadi dikondisi rumah.

Tujuan jangka pendek #1:

Klien menyatakan secara verbal mengenai kondisi kesehatan yang tidak stabil dan perlunya bantuan untuk perawatan diri.

Intervensi dan rasional:

· Dorong untuk mendiskusikan perasaan tentang masalah, terapi dan kemampuan untuk melakukan perawatan diri.

Rasional: mengekspresikan perasaan akan mengidentifikasikan rasa takut, marah dan ketidakpuasannya berkenaan dengan regimen terapi.

· Dorong klien untuk ikut dalam diskusi realistis mengenai kepedulian kesehatan mental.

Rasional: diskusi berdasarkan masalah kesehatan yang nyata mencegah klien mengingkari atau meminimalkan kebutuhan untuk mendapat bantuan perawatan.

· Beri klien informasi yang akurat tentang kondisi kesehatan, aktivitas perawatan diri, terapi dan pengobatan yang diperlukan untuk pertahanan diri.

Rasional: klien perlu memahami kondisi kesehatan dan kebutuhan terapi.

· Bagi klien yang memiliki keluarga lengkap dan perhatian, diskusikan dengan klien cara-cara untuk memasukan keluarga dalam interaksi, mengidentifikasi peran dan dukungan nyata yang dapat disediakan keluarga.

Rasional: mendiskusikan peranan keluarga, memudahkan penerimaan klien bahwa ia memiliki orang penting yang terlibat dalam perawatan.

· Tekan perlunya perawatan dan dukungan jangka panjang bahwa jika gejalanya dapat terkontrol.

Rasional: klien memerlukan pandangan realistis tentang pentingnya penanganan yang terus menerus, bukan penanganan yang hanya dilakukan pada saat krisis.

Tujuan jangka pendek #2:

Klien mempelajari bagaimana merencankan dan mengelola kebutuhan kesehatan dan keamanan yang maksimal.

Intervensi dan rasional:

· Kaji kebutuhan belajar klien akan perawatan diri.

Rasional: pengkajian yang teliti akan menentukan tahapan untuk mengidentifikasikan kebutuhan dan melaksanakan intervensi yang sesuai.

· Kaji keterbatasan keuangan klien dan jelaskan cara memperoleh bantuan jika beban keuangan membatasi akses untuk menindak lanjuti perawatan

Rasional: banyak klien yang memiliki masalah keuangan tidak mengetahui cara memperoleh bantuan keuangan yang penting untuk menindaklanjuti perawatan.

· Tentukan alat transportasi yang tersedia.

Rasional: alat transportasi sangat penting dalam perawatan lanjutan.

· Bantu klien mendapatkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, misalnya memperoleh subsidi perumahan dan juga kupon makanan dan pemeliharaan lingkungan rumah tinggal yang sehat.

Rasional: membuat rencana tindakan perawatan yang spesifik mengurangi kecemasan dan meningkatkan kesempatan untuk berhasil.

· Mulai rujuk kepusat kesehatan jiwa komunitas dan agen komunitas yang lain.

Rasional: sistem pendukung memperkuat kemampuan klien untuk berfungsi didalam komunitas.

Rasional: sistem pendukung memperkuat kemampuan klien untuk berfungsi didalam komunitas.

Terapi

Terapi Individual:

Ø Segera tangani masalah-masalah yang menjadi kekhawatiran.

Ø Bantu klien mempertahankan kontak dengan realitas

Ø Periksa situasi stres yang mencetuskan gejala psikotik.

Ø Ajar klien tentang cara mengenali gejala dan mengelola peningkatan gangguan alam perasaan.

Ø Bantu klien mengembangkan strategi koping untuk mencegah perburukan gejala yang pada akhirnya harus dirawat dirumah sakit.

Pengobatan

· Obat-obatan antipsikotik mengurangi keparahan perilaku psikotik.

· Obat-obatan antidepresan dan antimanik mengontrol gejala yang dramatis (menunjukkan perasaan dengan cara yang sangat berlebihan) atau agitasi.

· Monitor klien yang mengguanakan obat-obatan antipsikotik;efek samping ekstrapiramidal mungkin membutuhkan penggunaan obat antiparkinson secara bersamaan.

Asuhan keluarga

· Berikan informasi kepada keluarga tentang diagnosis, terapi dan kebutuhan untuk menindaklanjuti perawatan.

· Bantu keluarga untuk mendukung klien dan regimen terapi dengan cara tidak menantang pikiran waham klien, tidak merendahkan pentingya perawatan dan tidak memfokuskan kemarahan mereka secara langsung kepada klien.

· Ajar anggota keluarga tentang cara mengidentifikasi perburukan penyakit dan bagaimana mengimplementasikan intervensi yang efektif jika penyakit tiba-tiba memburuk.

· Bantu keluarga mengembangkan strategi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan karakteristik gangguan alam perasaan dan skizofrenia secara bergantian.

· Intervensi atau rujuk ketempat konsultasi yang sesuai jika keluarga berselisih paham atau terjadi konflik.

· Bantu keluarga merencanakan intervensi darurat jika terjadi krisis.

· Baut rujukan ke sumber-sumber komunitas dan agen pelayanan sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Carman, Linda. Kesehatan Jiwa dan Psikiatri. Jakarta: EGC.2007

Kaplan, Harold. Buku Saku Psikiatri Kllinik. Jakarta: Binarupa Aksara.1994

Mansjoer, Arief. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ketiga. Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius. 2001

Komentar

Postingan populer dari blog ini

penilaian kinerja perawat

CARA MENGHITUNG DOSIS OBAT PADA ANAK

gangguan tidur