gangguan tidur


1.      Pengertian tidur dan gangguan tidur.
Tidur sebagai salah satu kebutuhan fisiologis dasar manusia. Tidur terjadi secara alami, dengan fungsi fisiologis dan psikologis yang melekat merupakan suatu proses perbaikan tubuh.
2.      Pengaruh tidur bagi kesehatan.
Secara fisiologi, jika sesorang tidak mendapatkan tidur yang cukup untuk mempertahankan kesehatan tubuh, dapat terjadi efek-efek seperti pelupa, konfusi, dan disorientasi, terutama jika deprivasi tidur terjadi untuk waktu yang lama.
Efek merugikan dari deprivasi tidur pada klien yang sudah mengalami konfusi, terutama penyakit Alzheimer, meliputi peningkatan agitasi, perilaku mengeluyur, gelisah, dan sindrom matahari terbenam.
Secara psikologis, tidur memungkinkan seseorang untuk mengalami perasaan sejahtera serta energi psikis dan kewaspadaan untuk menyelesaikan tugas-tugas. Kinerja, kewaspadaan, angka aktivitas, dan kesehatannya dipengaruhi oleh pola tidur dan bangun yang terganggu.
3.      Gangguan tidur
Tiga keluhan atau gangguan utama dalam memulai dan mempertahankan tidur banyak terjadi di kalangan lansia
a)      Insomnia
Insomnia adalah ketidakmampuan untuk tidur walaupun ada keinginan untuk melakukannya. Lansia rentan terhadap insomnia karena adanya perubahan pola tidur, biasanya menyerang tahap 4 (tidur dalam). Keluhan insomnia mencakup : ketidakmampuan untuk tertidur, sering terbangun, pada dini hari. Karena insomnia merupakan gejala, maka perhatian harus diberikan pada faktor-faktor biologis, emosional, dan medis yang berperan juga pada kebiasaan tidur yang buruk. Insomnia terdiri dari 3 jenis :
·         Jangka pendek : berakhir beberapa minggu dan muncul akibat pengalaman stress yang bersifat sementara. Dapat hilang tanpa intervensi medis setelah beradaptasi dengan stresor
·         Sementara : episode malam gelisah yang tidak sering terjadi yang disebabkan oleh perubahan perubahan lingkungan
·         Kronis : berlangsung selama 3 minggu atau seumur hidup. Kondisi ini dapat disebabkan kebiasaan tidur yang buruk, masalah psikologis, penggunaan obat tidur berlebihan, gangguan jadwal tidur bangun, penggunaan alkohol berlebihan dan masalah kesehatan lainnya. 40 % insomnia kronis disebabkan oleh masalah fisik seperti apnea tidur, sindrom kaki gelisah ataub nyeri kronis karena artritis.
b)      Hipersomnia
Hipersomnia adalah sebuah gejala gangguan tidur, dimana penderitanya merasa mengantuk walaupun sudah cukup tidur. Penderita hipersomnia biasanya mengeluhkan rasa kantuk berlebih, bangun tidur tidak segar, cepat mengantuk, sulit berkonsentrasi, cepat lelah, menurunnya daya ingat dan gangguan-gangguan lain yang jelas menurunkan produktivitas. Hipersomnia dicirikan dengan tidur lebih dari 8 atau 9 jam per periode 24 jam. Penyebab hipersomnia masih bersifat spekulatif tetapi dapat berhubungan dengan ketidakaktifan, gaya hidup yang membosankan atau depresi.
c)      Apnea tidur
Apnea tidur alah berhentinya pernapasan selama tidur. Gangguan ini diidentifikasi dengan gejala mendengkur, berhentinya pernapasan minimal 10 detik, dan rasa kantuk disiang hari yang luar biasa. Gejala apnea tidur antara lain :
·         Dengkurang yng keras dan periodik
·         Aktivitas malam hari yang tidak biasa seperti duduk tegak, berjalan dalam tidur, terjatuh dari tempat tidur.
·         Gangguan tidur dengan sering terbangun di malam hari
·         Perubahan memori
·         Depresi
·         Rasa kantuk yang berlebihan disiang hari
·         Nokturia
·         Sakit kepala dipagi hari
·         Ortopnea akibat apnea tidur
Pengobatan yang spesifik untuk apnea tidur melibatkan penurunan berat badan, dengan penatalaksanaan medis atau pembedahan untuk membuang penumpukan jaringan di area faring.

4.      Manifestasi klinis gangguan tidur pada lansia

Selama penuaan, pola tidur mengalami perubahan-perubahan yang khas yang membedakannya dari orang-orang yang lebih muda. Perubahan-perubahan tersebut mencakup kelatenan tidur, terbangun pada dini hari, dan peningkatan jumlah tidur siang. Jumlah waktu yang dihabiskan untuk untuk tidur yang lebih dalam juga menurun.

5.      Penatalaksanaan pada gangguan tidur.

  • Lingkungan tidur klien harus nyaman, aman dan bersih
  • Pengaturan penerangan (lampu), kalau perlu lampu tidur dibuat remang atau redup
  • Atur jam tidur, tidur siang tidak boleh lebih dari 2 jam
  • Tidak melakukan latihan sebelum tidur sebab latihan hanya akan memberikan kesegaran bukan merangsang tidur
  • Mandi air hangat untuk memberikan rasa rileks pada lansia
  • Sebelum tidur bila klien menyukai susu sebaiknya minum susu hangat atau minuman yang hangat-hangat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

penilaian kinerja perawat

CARA MENGHITUNG DOSIS OBAT PADA ANAK